Di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al-Washliyah Kota Binjai, kami berkomitmen untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan berlandaskan nilai-nilai agama, karakter, serta kepemimpinan yang tangguh. Kami berupaya mencetak lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki akhlak yang mulia, keterampilan sosial, dan rasa tanggung jawab terhadap masyarakat. Dengan mengintegrasikan ilmu pengetahuan dan pengembangan karakter, STIT Al-Washliyah berfokus pada pembentukan generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan dan menjadi agen perubahan yang positif di lingkungan sekitar.

STIT Al Washliyah Binjai Gelar Seminar Internasional, Kupas Kompetensi Dosen dan Mutu Kampus




Binjai - Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Al Washliyah Binjai menggelar Seminar Internasional membahas tentang Kompetensi Dosen dan Implikasi Terhadap Kampus.


Kegiatan tersebut dihadiri seluruh dosen dilaksanakan di salah satu Cafe di Kota Binjai pada Rabu (10/12/2025).


Ketua STIT Al Washliyah Binjai Dr M Baihaqi MA mengucapkan terima kasih kepada Dr Mazni Binti Muhammad yang telah datang ke kampus STIT Al Washliyah Binjai untuk memberikan ilmu dan tingkatkan kompetensi dosen. Di undangnya Dr Mazni menindaklanjuti Memorandum of Understanding (MoU) dan Memorandum of Agreement (MoA) yang dilaksankan pada Bulan Agustus 2025 di Kampus Unimel Malaysia.


"Semoga kerjasama ini berjalan dengan baik dan berlanjut," kata Dr Baihaqi.


Dr. Mazni binti Muhammad, Pensyarah Kanan Universiti Islam Melaka, dalam pemaparan bertajuk “Kompetensi Pensyarah dan Implikasi Terhadap Kualiti”.


Ia menegaskan pentingnya kompetensi pensyarah sebagai faktor utama dalam menjamin kualiti akademik dan keberhasilan proses pengajaran dan pembelajaran di perguruan tinggi. Dr. Mazni binti Muhammad, Pensyarah Kanan Universiti Islam Melaka, dalam pemaparan bertajuk “Kompetensi Pensyarah dan Implikasi Terhadap Kualiti”.



Menurut Dekan Fakulti Pendidikan (yang menjalankan Fungsi dan Tugas TNC Akademik dan Antarbangsa) Universiti Islam Melaka, Malaysia itu mengatakan peran pensyarah tidak hanya terbatas pada aktivitas pengajaran di ruang kuliah, tetapi juga mencakup penyelidikan, penulisan dan penerbitan ilmiah, pembentangan akademik, perundingan, serta khidmat kepada masyarakat. 


“Pensyarah dituntut menjalankan tugas tersebut dengan prinsip itqan atau ketekunan, sebagaimana dianjurkan dalam ajaran Islam, agar setiap amanah akademik dilaksanakan secara profesional dan berkualitas,” jelasnya.


Dr Mazni menjelaskan bahwa tuntutan terhadap pensyarah di era pendidikan tinggi modern semakin kompleks. Selain pengajaran dan pembelajaran, pensyarah juga dinilai melalui indikator kinerja utama seperti jumlah penerbitan berindeks, dana penelitian yang diperoleh, jumlah mahasiswa pascasarjana yang lulus, serta inovasi yang dapat dikomersialkan. 



“Penilaian tersebut mendorong pensyarah untuk lebih aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan,” ujarnya.


Lebih lanjut, Dr. Mazni menekankan bahwa kompetensi pensyarah merupakan gabungan dari tiga aspek utama, yaitu pengetahuan, kemahiran, dan keperibadian. Pengetahuan berkaitan dengan penguasaan bidang keilmuan, kemahiran menyangkut kemampuan menerapkan metode dan teknik pengajaran yang efektif. Sedangkan keperibadian berhubungan dengan sikap, akhlak, dan tingkah laku yang menjadi teladan bagi mahasiswa.


Dalam paparannya, Dr. Mazni turut menguraikan Model Kompetensi Iceberg yang menunjukkan bahwa kemahiran dan pengetahuan berada di permukaan dan mudah dikenali, sedangkan keperibadian dan tingkah laku berada di bawah permukaan namun justru menjadi penentu utama prestasi cemerlang seorang pensyarah. 


“Oleh karena itu, pembangunan akhlak dan sikap profesional dinilai lebih sulit tetapi sangat krusial dalam dunia akademik,” kata Dr Mazni.

0 Komentar